Jumat, 20 Juni 2008

Meracuni Diri dengan Mobil Sendiri

MOBIL adalah temuan teknologi yang amat berguna. Ia memegang peran amatpenting dalam kehidupan, sebagai alat transpor. Mobil juga merupakan simbolstatus sosial. Mobil merupakan "ruangan keluarga" tempat keluarga bertemu,berdiskusi, bercanda, dan berekreasi.Namun, kita hidup di dunia yang tidak mengenal keuntungan materiil dannonmateriil tanpa biaya. Biaya yang harus dikeluarkan tidak hanya untukbahan bakar dan pemeliharaan mobil, tetapi terkait masalah kesehatan kita,anak, dan cucu.Kerja mobil memerlukan bahan bakar.

Hasil pembakaran bukan hanya energi,tetapi juga gas buang beracun. Jika kita terbang di atas Pulau Jawa daritimur ke barat, hampir seluruh pulau diselimuti kabut kelabu, terutama diatas kota-kota.Coba saja Anda naik ke Tugu Monas atau sebuah hotel bertingkat. Kabut kelabuakan terlihat jelas. Bagi orang Bandung, mereka susah melihat GunungBurangrang, Gunung Tangkubanperahu, dan Gunung Malabar. Orang Yogyakartasusah melihat Gunung Merapi.Pengukuran di banyak kota menunjukkan pencemaran udara sudah amat tinggi. DiMalioboro, Yogyakarta, beberapa zat pencemar melampaui ambang batas udaraambien, baik siang maupun malam hari. Bandung, karena secara geografis dalamcekungan, mungkin lebih buruk daripada Yogyakarta. Udara tercemar itulahyang kita hirup sehari-hari.

RACUN dalam gas buang mobil ialah timbal. Timbal mempunyai pengaruhperacunan mulai dari janin hingga orang tua. Timbal yang diserap tubuhsebagian ditimbun dalam tulang. Ketika seorang perempuan mengandung, timbaldiremobilisasi, masuk ke dalam peredaran darah. Dari peredaran darah ibutimbal masuk ke dalam janin. Pertumbuhan janin terganggu sehingga risikolahirnya bayi di bawah berat badan normal meningkat.Risiko terjadinya keguguran juga meningkat. Begitu bayi lahir, bernapaslahdia dan langsung menghirup udara yang mengandung timbal. Timbal juga masukke air susu ibu. Meski kadarnya tidak tinggi, bayi yang terus mendapat ASImendapatkan tambahan timbal.Bayi tumbuh menjadi balita. Salah satu kebiasaan balita ialah memasukkanjarinya ke mulut. Debu yang melekat pada jari itu juga mengandung timbalsehingga pada hakikatnya balita itu menyuapi diri dengan timbal. Setelahmencapai umur sekolah, anak bersekolah. Kebiasaan anak sekolah Indonesiaialah jajan makanan yang dijajakan di pinggir jalan.

Penelitian FAOmenunjukkan makanan yang dijajakan di pinggir jalan banyak mengandung timbaldi atas ambang batas. Anak mendapatkan timbal dari peredaran darah ibunyasaat dalam kandungan, setelah lahir dari pernapasan, ASI, jari, dan jajananmengandung timbal.Timbal mengganggu pertumbuhan dan perkembangan otak. Sistem saraf terganggu.Risiko menjadi anak nerotik meningkat. Perkembangan IQ terhambat. Iamengalami kesulitan belajar. Di kota besar, berdasarkan penelitian, jumlahanak yang darahnya mengandung timbal melampaui ambang batas, lebih dari 30persen. Artinya, 30 persen generasi mendatang menghadapi risiko IQ lebihrendah daripada IQ generasi sebelumnya, nerotik, dan mengalami kesulitanbelajar.Bahkan, penelitian di Amerika Serikat menunjukkan, timbal memengaruhikelakuan anak dan meningkatkan kriminalitas anak muda (juveniledelinquency). Berarti kualitas sumber daya manusia kita menurun disertairisiko peningkatan kelakuan kriminalitas, seandainya pendidikan dapatdiperbaiki secara signifikan. Kemampuan kita untuk bersaing dengan bangsalain dalam globalisasi ini akan kian turun.

Pada perempuan dewasa timbal menyebabkan menstruasi tidak teratur sertameningkatkan risiko keguguran dan kelahiran bayi di bawah berat normal. Bayiyang lahir di bawah berat normal mempunyai risiko pertumbuhan selanjutnyayang kurang baik dibandingkan dengan bayi yang lahir dengan berat normal.Pada laki-laki, timbal menurunkan kuantitas dan kualitas sperma sehinggatimbal meningkatkan risiko kemandulan dan lahirnya bayi cacat karenapembuahan sel telur oleh sperma yang cacat. Timbal juga meningkatkan risikoterjadinya impotensi/disfungsi ereksi. Pada orang tua timbal mempercepatproses penuaan sehingga memperpendek umur.Timbal yang ditimbun dalam tulang juga dilepas saat seseorang mengalamistres. Jika orang ini telah mengandung kadar timbal tinggi, orang yang stresmenghadapi risiko mengalami keracunan timbal akut.Uraian singkat itu menunjukkan dampak timbal mulai pada janin, balita, anakmuda, orang dewasa, sampai orang tua. Dampak itu mengancam menurunnyakualitas hidup kita.Selain timbal, ada banyak zat pencemar lain berbahaya. Misalnya, zat padathalus (PM10 dan PM2,5) memengaruhi paru-paru dan jantung. Ozon merusakparu-paru. Akibat pencemaran udara, para penderita asma menjadi amatmenderita. CO merupakan gas yang amat berbahaya. Dalam kadar tertentu diamematikan. Benzene dan 1,3 butadiene adalah penyebab kanker. Dampaknya tidaksegera tampak. Jika telah timbul gejala, penyakit kanker sering terlambatdisembuhkan. Efek peracunan gas buang mobil memang dahsyat. Namun tidakdisadari.AKIBAT kelakuan kita menggunakan kendaraan bermotor secara berlebihan, kitasedang meracuni diri sendiri, suami/istri, anak, dan cucu.

Laporan WHOmengungkapkan, kadar zat pencemar dalam mobil dapat lebih tinggi daripadakadarnya di dalam udara ambien.Telah beberapa kali ada berita di koran, orang meninggal dalam mobil karenakeracunan gas CO. Dengan demikian orang yang rajin naik mobil adalah rajinmeracuni diri sendiri. Mereka yang rajin mengantar-jemput anak-cucunyabersekolah dengan mobil adalah rajin pula meracuni anak-cucunya.Untuk mengatasinya, timbal harus ditiadakan dari bensin. Tetapi penggantiantimbal dengan zat lain menimbulkan masalah baru. Pengganti timbal ituternyata juga beracun. Kecuali itu pembakaran bensin tanpa timbal masihmenyebabkan pencemaran udara dengan zat beracun lain yang berbahaya.Solusinya bukan dengan melarang penggunaan mobil. Mobil tetap diperlukan.Yang harus dilakukan ialah menggunakan mobil dengan rasional. Efisiensipenggunaan mobil dinaikkan. Penggunaan mobil untuk jarak pendek amat tidakefisien. Karena itu, jika dapat berjalan kaki, berjalanlah. Misalnya, untukjarak satu km. Jika dapat naik sepeda, naiklah. Misalnya, untuk jarak sampailima km. Jika dapat bersama-sama naik satu mobil tetangga/teman untuk kekantor atau mengantar-jemput anak-cucu bersekolah, pergilah bersama-sama.Pemerintah memberi dorongan penggunaan mobil yang rasional dan efisien.Misalnya, membuat trotoar dan jalur sepeda yang aman dan nyaman denganpenyeberangan yang mudah dan aman pula.Cara lain dengan mengembangkan kendaraan umum yang aman, nyaman, tepatwaktu, dan dengan jadwal dan rute interkoneksi yang mudah pula.Sebaliknya diadakan disinsentif untuk penggunaan kendaraan bermotor yangtidak rasional. Misalnya, dengan membatasi jumlah tempat parkir dan tarifparkir yang mahal.Amat ironis, jalan diperlebar, tetapi jalan itu menjadi sempit lagi karenakanan-kiri jalan digunakan untuk parkir. Bahkan, disinsentif perlu diberikanuntuk pembelian kendaraan bermotor baru, seperti terjadi di Singapura.

KINI untuk membeli kendaraan bermotor, terutama motor, amatlah mudah.Masyarakat dipacu untuk membeli kendaraan bermotor dengan iklan dan kredityang menggiurkan.Dengan instrumen insentif-disinsentif, jumlah kendaraan di jalan akanberkurang. Perjalanan menjadi lancar tanpa perlu direkayasa jalan satu arahyang kian memboroskan penggunaan BBM.Kebutuhan membangun jalan baru dan jalan tol yang mahal berkurang.Penggunaan BBM juga berkurang sehingga subsidi pemerintah untuk BBMberkurang. Pencemaran udara pun menurun sehingga efek peracunannya menurun.Semua itu tidaklah mudah. Tentu ada yang protes, misalnya masyarakat tingkatmenengah dan atas serta industri otomotif. Pemerintah daerah juga engganmelaksanakannya karena PAD dari pajak kendaraan akan turun. Tetapi, kitaharus berani bertanya dan berpikir dalam- dalam, maukah kita meracuni dirisendiri, suami atau istri, anak, dan cucu?

Oleh Otto Soemarwoto
Kompas, Sabtu, 04 Juni 2005

0 komentar:

About This Blog

  © Blogger template 'Blue Greens' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP