Selasa, 04 November 2008

Unwim-ITB Sudah Tahap Akhir

BANDUNG, (PR).

Pembahasan kerja sama Universitas Winaya Mukti (Unwim) dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) sudah sampai pada tahapan penyelesaian akhir. Badan Perencanaan Daerah (Bapeda) Jawa Barat menargetkan pembahasan rencana tersebut selesai akhir Oktober sehingga dapat memberi lebih banyak waktu kepada ITB untuk mempersiapkan sistem pendidikan di kampus Unwim. Demikian diungkapkan Kepala Bapeda Jabar Deny Juanda yang dihubungi “PR” melalui telefon, Kamis (4/9).

“Secara garis besar, semua aspek sudah selesai dibahas. Tinggal mendapatkan kesepakatan dari ITB, Unwim, dan Pemprov Jabar. Setelah itu, baru dibuatkan legal aspek dan dimintakan persetujuan ke gubernur. Inti dari legal aspek adalah Gubernur Jabar menugaskan Rektor ITB mengelola Unwim,” ujarnya.

Menurut Deny, aspek-aspek krusial seperti status mahasiswa, dosen, karyawan, dan aset Unwim tidak akan merugikan semua pihak. Mahasiswa tetap akan diberi waktu untuk menyelesaikan studi karena ada masa transisi selama tiga tahun. Sementara itu, ia menjamin tidak akan ada karyawan dan Unwim yang di-PHK.

“Meski dikerjasamakan, semua unsur tetap akan dilibatkan. Unwim tetap menjadi milik Pemprov Jabar dengan menunjuk ITB sebagai pengelolanya. Namanya berubah menjadi ITB Multikampus Winaya Mukti,” katanya.

Mengenai program studi yang akan dibuka di Winaya Mukti setelah pengerjasamaan, hal tersebut akan diserahkan kepada ITB. Sebagai pengelola, ITB memiliki hak untuk mengembangkan aset-aset eks kampus Winaya Mukti sesuai dengan rencana strategis ITB.
Pengelolaan aset merupakan salah satu bagian dari kompensasi Pemprov Jabar kepada ITB yang bersedia mengelola Winaya Mukti. Meski demikian, Deny belum bisa menjelaskan secara detail kompensasi yang nantinya akan tertuang dalam perjanjian kerja sama.

Deny menegaskan langkah pengerjasamaan merupakan opsi terbaik bagi masa depan pendidikan di Jabar. Dengan menggandeng ITB untuk mengembangkan kampus Winaya Mukti, kawasan Jatinangor akan menjadi kawasan pendidikan terpadu.

“Jatinangor dibangun oleh pemprov sebagai kawasan ilmu pengetahuan sosial, teknologi, dan budaya. Saat ini yang dimaksud dengan teknologi itu belum ada. Setelah ITB masuk, aspek teknologi ini akan terwujud,” tutur Deny.

Sementara itu, Rektor ITB Djoko Santoso mengatakan hingga saat ini pihaknya belum menerima perintah resmi dari Pemprov Jabar berkaitan dengan pengerjasamaan Unwim dengan ITB. “ITB kan berada di wilayah Jawa Barat. Kami akan mengikuti perintah dari Pemprov Jabar,” katanya saat dihubungi “PR”, Jumat (5/9)

Belum adanya perintah resmi itu membuat Djoko enggan menjabarkan detail pengerjasamaan yang akan dilakukan. “Bentuknya baru akan dibicarakan kalau sudah ada perintah resmi,” katanya.

Namun Djoko menegaskan, ITB siap melaksanakan apa pun yang diputuskan Pemprov Jabar. Menurut dia, ITB hanya menunggu perintah jelas dari Pemprov Jabar yang berwenang atas Unwim. “Yang penting harus ada penugasan dulu,” ujarnya.





4 komentar:

Jasa Rancang Bangun. 9 November 2008 pukul 18.10  

Kalo ini adalah jalan yang terbaik ga
ada salahnya UNWIM saat ini diserahkan ke ITB untuk dikelola. Namun sangat disayangkan betapa pincangnya Pemprov Jabar sehingga dianggap tidak mampu mengelola UNWIM yang sebenarnya punya POTENSI yang sangat besar dalam mengangkat sektor Pendidikan.
Saya sebagai alumni Fakultas Teknik UNWIM sangat prihatin dalam menyikapi
keberlangsungan UNWIM saat ini.

Jasa Rancang Bangun. 9 November 2008 pukul 18.11  

Kalo ini adalah jalan yang terbaik ga
ada salahnya UNWIM saat ini diserahkan ke ITB untuk dikelola. Namun sangat disayangkan betapa pincangnya Pemprov Jabar sehingga dianggap tidak mampu mengelola UNWIM yang sebenarnya punya POTENSI yang sangat besar dalam mengangkat sektor Pendidikan.
Saya sebagai alumni Fakultas Teknik UNWIM sangat prihatin dalam menyikapi
keberlangsungan UNWIM saat ini.

Anonim 9 November 2008 pukul 18.14  

Kalo ini adalah jalan yang terbaik ga
ada salahnya UNWIM saat ini diserahkan ke ITB untuk dikelola. Namun sangat disayangkan betapa pincangnya Pemprov Jabar sehingga dianggap tidak mampu mengelola UNWIM yang sebenarnya punya POTENSI yang sangat besar dalam mengangkat sektor Pendidikan.
Saya sebagai alumni Fakultas Teknik UNWIM sangat prihatin dalam menyikapi
keberlangsungan UNWIM saat ini.

Anonim 3 Desember 2008 pukul 22.02  

kita tidak bisa berdiam diri saudara...ini tanggung jawab sejarah buat kita mahasiswa, alumni, dosen, karyawan, dekan, rektor, ketua yayasan dan gubernur... kalo kita bisa bersatu atas izin Tuhan UNWIM akan tetap ada dan eksis mencerdaskan masyarakat Jawa Barat dan bangsa Indonesia... UNWIM adalah harga mati!!!tolak kesewenang-wenangan, terkutuk birokrat-birokrat busuk...

About This Blog

  © Blogger template 'Blue Greens' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP