Sabtu, 20 Desember 2008

MUJAHID SEJATI


innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun…
(Bahwasanya semua berasal dari Allah dan akan kembali kepada Allah)
Selamat jalan saudaraku. Selamat tinggal Mujahidku Imam Samudra, Ali Ghufran (Mukhlas) dan Amrozi.
Kalian benar-benar pejuang tangguh. Kalian benar-benar MUJAHID sejati. Meski banyak yang mencaci dan menghina, bahkan cacian dan hinaan tsb tidak sedikit datang dari kalangan kaum muslim, saudara kalian sendiri. Kalian tidak takut kepada apapun dan siapapun kecuali hanya takut kepada Allah semata. Sungguh kontras dengan banyaknya saudara-saudara kalian yang tahunya teriak-teriak tetapi tidak berbuat apapun ketika saudara-saudaranya dibantai, ditindas, dibombardir, dilecehkan, dihancurkan, di Palestina, di Afghanistan, di Iraq dan banyak lagi di belahan bumi lainnya.
Aku terenyuh sekaligus merasa malu sendiri ketika kalian dengan tanpa ragu lantang berucap : “Lebih baik dicap sebagai ‘TERORIS’ dari pada disanjung sebagai ‘ULAMA’ namun tidak berbuat apa-apa ketika saudara-saudaranya dibantai, dibombardir, dimusnahkan, diperkosa dll”
Apakah dengan Bomb Bali Attack tsb kalian dalam konteks duniawi mengharapkan uang? Harta? Kedudukan? Jabatan? Kehormatan? Atau hal yang serba enak lainnya sebagaimana yang banyak diharapkan oleh kebanyakan orang? Rumah yang mewah dgn ruang yang ber AC? Tidak, sungguh aku tidak melihat sedikitpun kalian bernawaitu seperti itu. Aku justeru melihat, tidak ada yang kalian harapkan, kecuali hanya mengharapkan ridha Allah semata. Kalian begitu mendalami pesan dari ayat-ayat-Nya jauh melampaui banyak Ulama yang sukanya hanya bekoar tanpa bertindak tegas sedikitpun untuk melawan. Kalian lebih mengerti apa itu sepotong kata yang bernama “JIHAD”. Kalian lebih memahami apa itu arti sebuah “HARGA DIRI” di saat banyak orang yang sudah tidak peduli, bahkan banyak yang malah rela mengorbankan harga dirinya hanya sekedar ingin dihargai (dibodohi?) oleh kaum kuffar. Sungguh mengenaskan memang keadaan kebanyakan ummat yang seperti itu.
Wahai saudaraku. Banyak orang tidak mengerti bahkan sepertinya tidak mau mengerti akan apa yang ada dalam hati dan fikiran kalian. Kalian begitu tulus dan begitu tersentuh memperhatikan bayi-bayi yang dibombardir di Afghanistan ketika para orang-tuanya sedang berpuasa Ramadhan. Kalian begitu peduli kepada saudara-saudara muslim yang telah dibantai, dibombardir, dilecehkan, ditawan tanpa diadili dan tanpa akses keluarga untuk bertemu. Kalian begitu terpukul melihat muslimah-muslimah yang diperkosa. Kalian begitu terenyuh menyaksikan saudara-saudara muslim lainnya yang nyawanya tidak dihargai sedikitpun oleh kelompok “Vampire” bin “Dajjal” Israel dan Amerika Cs. Harga nyawa mereka bahkan dinilai lebih rendah dari binatang yang ternajis sekalipun.
MELIHAT SEMUA ITU, KALIAN DENGAN LANTANG TANPA RAGU TELAH BERTERIAK :
===============================================================
“Tangismu wahai bayi-bayi tanpa kepala… dibentur tembok-tembok Palestina… Jeritmu wahai bayi-bayi Afghanistan… yang memangil-manggil tanpa lengan dieksekusi bom-bom jahannam milik ‘SETAN’ Amerika dan begundalnya… Jerit panggilan kesakitan kalian justeru terjadi pada saat ayah-bunda kalian sedang menjalankan ibadah puasa Ramadhan! Rintih kesakitan wahai saudara kami muslimah-muslimah yang diperkosa para tentara “DAJJAL”! Pekik kesakitan wahai saudara-saudara kami di Iraq yang dibombardir tanpa ada yang peduli sedikitpun… Jerit kelaparan di pengungsian… Kedinginan saat tibanya malam… Sementara atas semua penderitaan kalian… Atas semua jerit tangis kesakitan kalian… banyak yang tidak peduli… PBB? Negara-negara Arab? Atau saudara-saudara muslim lainnya? Mereka sudah terlalu banyak disibukkan oleh kemegahan dan kesenangan diri mereka masing-masing… Mereka tidak mau tahu atas segala penderitaan yang kalian alami… Mereka terlalu asyik dan sibuk dengan kemunafikan diri mereka masing-masing… Mereka terlalu sombong dengan segala kenikmatan yang telah Allah berikan… Mereka terlena dengan konsep kebangsaannya masing-masing… Mereka selalu berdalih, “Oh itu kan urusan negara Iraq bukan urusan kita”; “itu kan urusan Afghanistan bukan urusan kita”; “Itu kan urusan Palestina bukan urusan kita”. Yang penting kita aman, yang penting kita kondusif, kita tidak boleh mencampuri urusan yang bukan urusan kita” bla… bla… bla… dengan segudang alasan lainnya… Mereka, dan hampir semua negara muslim terlalu meremehkan akan arti sebuah kalimat dengan dua kata “UKHUWAH ISLAMIYAH”… Mereka seakan lupa atau pura-pura lupa atau bahkan memang benar-benar telah lupa akan pesan Rasulullah bahwa sesama muslim adalah bersaudara bagai sebatang tubuh yang jika ada salah satu bagian tubuh disakiti maka secara otomatis akan sakitlah keseluruhan bagian tubuh… Mereka telah lalai atas segala nikmat dan pesan-pesan ghaib yang Allah peringatkan dalam Kitab Suci-Nya… Mereka tidak mau tahu akan ayat-ayat Allah yang berbunyi : “OLEH SEBAB ITU, BARANG SIAPA YANG MENYERANG KAMU, MAKA SERANGLAH IA SEIMBANG DENGAN SERANGANNYA TERHADAPMU. DAN, JIKA KAMU MENGADAKAN PEMBALASAN, MAKA BALASLAH DENGAN BALASAN YANG SETIMPAL DENGAN SIKSAAN YANG DITIMPAKAN KEPADAMU” (Al Baqarah [2]:194 dan An Nahl [16]:126)
Wahai saudara-saudara kami yang sedang mengharap pertolongan nun jauh di seberang sana. Di Palestina, di Afghanistan, di Iraq, dan di manapun kalian dibantai… Ini kami saudara kalian… Ini kami saudara kalian… Ini kami, wahai saudara-saudaraku… Kami datang dengan secuil bombing… Kami datang dengan secuil keberanian dan kekuatan… Kan kami balaskan sakit hati kalian meski hanya dengan secuil gerakan… Kan kami hibur hati kalian meski hanya dengan secuil hiburan… Kan kami tenteramkan hati kalian meski hanya dengan sejenak ketenteraman… Kan kami penuhi harapan kalian meski hanya dengan secuil harapan… Kan kami balaskan sakit hati kalian dengan segala kerelaan, keikhlasan dan keistiqamahan semata hanya mengharap ridha-Nya… Kan kami lakukan semua itu meski nyawa kami sekalipun sebagai taruhan… Darah dengan darah… Nyawa dengan nyawa… Bom dengan bom… Sipil dengan sipil… Siksaan dengan siksaan… QISHASH!!! Allahu Akbar… Allahu Akbar… Allahu Akbar!!!”
===============================================================
Wahai saudaraku “Mujahid” Imam Samudra, Ali Ghufran dan Amrozi. Kami terenyuh mendengar kalimat-kalimat Mujahidmu di atas. Kami terharu sekaligus bangga melihat ketegaranmu. Kami merasa malu… kami merasa kecil… kecil sekali jika disandingkan dengan kebesaran kalian… Tidak ada seujung kukupun apa yang ada pada kami dibandingkan dengan kalian. Kami hanyalah bagai setetes air di tengah samudra yang luas, dan kalianlah samudranya.
Meski jasad kalian telah hancur. Meski tubuh kalian telah ditimbun tanah. Meski hidup kalian sudah tidak di alam fana ini lagi. Semangat kalian tidak akan pernah luntur. Perjuangan kalian tidak akan pernah surut. Syahid 1, tumbuh 1.000 Mujahid. Syahid 3, tumbuh 3.000 Mujahid. Selama kaum kuffar tetap dengan kesombongannya… Selama kaum kuffar tetap dengan kecongkakannya… Selama kaum kuffar tetap dengan kebengisannya… Selama kaum kuffar tetap dengan keculasannya… Selama kaum kuffar tetap dengan ketamakannya… Selama kaum kuffar tetap dengan permusuhannya… Selama kaum kuffar yang aktor-aktornya masih tetap berkeliaran tidak tersentuh hukum di Pengadilan Internasional sedikitpun… Insya Allah… Insya Allah… Insya Allah…, Allah akan berikan lagi Mujahid-Mujahid baru untuk meneruskan perjuangan kalian…
Kehancuran kaum kuffar sudah semakin terlihat jelas di depan mata… Ekonomi kapitalis yang mereka agung-agungkan sudah mulai runtuh… Kaum kuffar sudah semakin resah… Keperkasaan Allah sudah mulai ditampakkan-Nya melalui para Mujahid-Mujahid seperti kalian… Perjuangan kalian telah menggentarkan sampai ke tulang sumsum musuh-musuh Allah…
Wahai pejuangku… Wahai Mujahidku… Selamat jalan saudaraku… Selamat tinggal saudaraku… Selamat menghadap ke haribaan Allah dengan tenang dan damai di sisi-Nya…
Semangatmu akan selalu menjadi inspirator… Istiqamahmu akan selalu menjadi tauladan… Kejujuranmu akan selalu menjadi landasan… Keberanian dan ketegaranmu akan selalu menjadi kebanggaan…
Kami bangga… kami bangga… kami bangga… Meski kami terlalu kecil jika disandingkan dengan kalian…
Selamat jalan saudaraku… Tidurlah dengan tenang di haribaan-Nya… Do’a kami selalu mengiringi kalian… Do’a saudara-saudaramu yang sedang merintih, teraniaya dan tertindas nun jauh di seberang sana (Palestina, Afghanistan, Iraq dll) akan selalu berkumandang…
Ya… Allah. Engkau Maha Tahu segalanya, baik yang nyata maupun yang tersembunyi. Kami rela melepas mereka menghadap ke hadirat-Mu. Tempatkanlah mereka dengan sebaik-baik tempat di sisi-Mu.
Rabbanaa aatinaa fiddun-yaa hasanah wa fil aakhirati hasanah wa qinaa ‘adzaabannaar….. Amin… ya… rabbal’aalamiin…

0 komentar:

About This Blog

  © Blogger template 'Blue Greens' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP